Rabu, 18 Januari 2012

Mesin LHC (Mesin "Kiamat" 2012)



Manusia tidak akan pernah kehilangan dahaga haus akan rasa ingin tahu dan ilmu pengetahuan. Saking ingin membuktikan dan mengetahui hal lain terkait dengan proses penciptaan alam semesta, dibuatlah mega proyek The Large Hedron Collider yang super besar dan rumit. Risiko terburuk proyek ini menjadikan ketakutan penduduk dunia yaitu kiamat. Proyek ini sering disebut pula proyek membuat mesin waktu. Proyek yang super gila.

Apa itu Large Hadron Collider?



The Large Hadron Collider (LHC) adalah cincin “Akselerator Partikel” dan “Atom-Smasher” dengan ukuran sangat besar. LHC memiliki keliling 27 km pada kedalaman 175 meter di bawah tanah. Cincin itu terdiri dari 9300 kumparan magnet superkonduktif yg dirangkai seperti sosis dan didinginkan dengan sekitar 96 ton helium cair.

LHC adalah proyek pembangunan sebuah mesin super raksasa, super rumit, dan tentu super mahal. Proyek ini membutuhkan waktu 40 tahun dan mulai dibangun pada tahun 1971. LHC selesai terpasang pada akhir 2008 dan Warming Up generatornya akan dilakukan pada pertengahan 2009. Reaktor LHC akan beroperasi penuh paling lambat tahun 2012 sesuai dengan rencana semula. (lihat web site CERN www.public.web.cern.ch/public)

Mesin ini juga disebut sebagai kulkas super raksasa dan oven super raksasa, karena dalam pengoperasiannya nanti akan didinginkan sampai – 271 derajat Celcius menggunakan helium cair dan setelah tabrakan partikel nantinya akan menghasilkan panas sampai 100.000 derajat celcius.



Lokasi proyek LHC berada di perbatasan Perancis dan Swiss. LHC dibuat oleh para ilmuwan jenius di CERN yang dirancang untuk memecahkan partikel yang diharapkan dapat menjawab beberapa pertanyaan dalam fisika kuantum.

CERN adalah organisasi penelitian nuklir Eropa yang bermarkas di Jenewa yang didirikan pada tahun 1954. Saat ini organisasi ini mempekerjakan hampir 8.000 ilmuwan jenius (separo dari jumlah ilmuan pratikel seluruh dunia) yang mewakili 580 universitas yang berasal dari 80 negara. CERN juga adalah institusi yang menemukan internet pertama kali pada tahun 1989. Institusi ini membuat teknologi www (world wide web) yang ditemukan oleh salah satu anggota CERN yaitu Tim Berners-Lee. CERN memiliki laboratorium penelitian partikel yang terbesar di dunia.

Mega proyek ini dibangun dengan anggaran Rp. 53,3 Trilliun atau lebih dari separo dari biaya yang dibutuhkan untuk membuat proyek Jembatan Selat Sunda. Referensi lain menyebutkan biaya yang dibutuhkan totalnya adalah $ 9 Milliar. Beberapa negara yang terlibat memiliki kontribusi dalam hal pendanaan pembuatan proyek dan termasuk biaya operasionalnya.

Cara Kerja LHC (bisa menjadi mesin waktu?)



LHC terdiri dari dua pipa cahaya yg berdekatan dimana masing-masing pipa berisi sekelompok proton yg “berlari” mengilingi cincin utama secara berlawanan arah. Setiap kelompok proton tersebut didorong” oleh mesin LHC sehingga bisa mengandung energi sebesar 7 Trilyun Volt (7 TeV) atau setara kereta super cepat yang bergerak dengan kecepatan penuh. Kecepatan proton tadi hampir menyamai kecepatan cahaya. Idenya adalah untuk mengfokuskan energi besar ini ke dalam ruang sekecil mungkin.





Pada 4 titik tertentu 2 pipa tersebut akan bersilangan satu sama lain sehingga 2 kelompok proton tadi akan saling bertabrakan dg total energi sebesar 14 TeV dan menghasilkan 600 juta partikel per detik. Pada titik-titik tabrakan tersebut dipasang detektor-detektor raksasa yg akan mencatat semua serpihan partikel super kecil yg dihasilkan pada setiap tabrakan. Ukuran konstruksi salah satu dari detektor tersebut dapat digunakan untuk membangun satu Menara Eiffel.



Dua proton yang ditembakkan meniru kondisi “Big Bang” dari “plasma kosmik”. Plasma kosmik adalah keadaan hampir cair yg masih merupakan misteri, yang terbentuk sebelum partikel-partikel itu dingin agar terbentuk atom bersama-sama. LHC akan memaksa partikel-partikel ini lepas dari ikatannya, menjadi substansi dari zat yang terurai – untuk menciptakan “plasma kosmik” yang asli, dan merekonstruksi kondisi Big Bang.

Menurut penelitian yg dipublikasikan oleh Irina Arefieva dan Igor Volovich,”Dalam relativitas umum, waktu digambarkan dalam kurva ruang-waktu berawal dari masa lalu ke masa depan. Tetapi adakalanya kurva tersebut akan berpotongan, seperti kurva tertutup, yang diinterpretasikan sebagai sebuah mesin waktu – sekaligus memunculkan kemungkinan perjalanan waktu (time travel).
Majalah Discover mengutip ini: “Proses collision (tubrukan proton) di LHC dapat menyemburkan massa baru yang aneh, dimensi ruang tersembunyi yang membentang, bahkan menciptakan dimulainya lagi kelahiran kecil jagat raya. Dan sekarang, seperti yang kita lihat – mungkin sekaligus mesin lorong waktu.”

Tujuan Proyek LHC

Tujuan utama mega proyek LHC adalah untuk menjawab berbagai misteri terbesar dalam alam semesta, yaitu bagaimana alam semesta terbentuk lalu bagaimana dan mengapa alam semesta bisa berkembang seperti sekarang ini.



Dengan proyek ini bisa diketahui apa yg terjadi sepersejuta detik setelah big bang terjadi. Para ahli berharap akan bisa melihat partikel paling eksotis yaitu “Partikel Higg Boson” atau populer disebut “Partikel Tuhan”. Dengan beroperasinya hasil mega proyek ini, Para ilmuwan akan dapat meneliti langsung Hal-hal seperti Genesis Particle, Black Hole, Dark Matter, Higgs Bosson, Force Separator, Graviton Pulse, dan lain-lain.





Proyek LHC Picu Kiamat?
Eksperimen CERN ini ternyata tidak mendapat kata sepakat di kalangan ilmuwan. Menurut sebagian ilmuwan, jika lubang hitam mini tercipta dan terjadi sesuatu yang di luar perhitungan maka lubang hitam yang memiliki gaya gravitasi super kuat tersebut dapat membesar tanpa terkendali dan menelan apa saja yang berada di dekatnya termasuk bumi sehingga terjadi kiamat. Oleh karena itu di sejumlah negara di Amerika dan Eropa, beberapa ilmuwan telah mengajukan gugatan hukum agar CERN menghentikan usahanya untuk memecahkan partikel.

Kekhawatiran para ilmuwan AS itu ditepis pakar-pakar CERN. “Dunia tidak akan kiamat karena LHC,” tegas pimpinan proyek Lyn Evans. Pernyataan senada dipaparkan David Francis, fisikawan yang bertanggung jawab atas detektor partikel ATLAS pada proyek LHC. Dia hanya tersenyum saat ditanya apakah dirinya mengkhawatirkan black holes dan partikel mematikan yang disebut strangelet yang digambarkan para ilmuwan AS.

Seluruh catatan yang menyebutkan LHC mungkin saja akan menghasilkan “Medium-sized Bang” atau mini blackhole yang tidak bisa dikendalikan, dibantah oleh ilmuwan-ilmuwan CERN: mereka meyakinkan kita bahwa “meski blackholes bisa diciptakan, hal ini masih terlalu kecil dan terlalu cepat jika dikatakan akan menghasilkan tenaga gravitasi yang kuat”. “Kita bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi” ujar fisikawan Perancis, Yves Schutz. “Kita sekarang berada dalam domain energi yang tak seorangpun pernah menyentuhnya.”

Pendapat mengenai risiko di atas terlihat masih belum ada kesepatan. Kita tentu saja dapat menilai kelayakan mega proyek LHC dengan berbasiskan pemahaman kita mengenai manajemen risiko. Menilai risiko suatu proyek dimulai dengan menilai frekuensi kejadian dan dampak atas terjadinya risiko.




Frekuensi kejadian dapat didekatkan dengan probabilitas terjadinya risiko. Kita ketahui bahwa proyek memiliki tingkat kompleksitas. Sedangkan ukuran tingkat kompleksitas diantaranya adalah ukuran proyek, banyaknya item pekerjaan, banyaknya orang yang terlibat, tingkat hubungan organisasi, teknologi, dan beberapa yang lain. Pada proyek LHC, jelas memiliki tingkat kompleksitas yang sangat tinggi. Ini ditunjukkan dengan ukuran proyek yang besar , jumlah orang yang terlibat sangat banyak, jumlah item pekerjaan luar biasa banyak, hubungan antar bagian organisasi juga dipastikan memiliki kerumitan yang tinggi dan teknologi yang digunakan dapat dikatakan sangat rumit. Wajar jika dikatakan sebagai proyek paling rumit. Terlebih disebutkan bahwa peneliti pun belum dapat memastikan kejadian yang terjadi setelah proton ditabrakkan dengan kondisi di atas. Kompleksitas dan tingginya uncertainty membuat probabilitas terjadinya risiko cukup tinggi.

Sekarang mari kita tinjau mengenai dampaknya. Ada tulisan yang mengatakan bahwa dampak terbesar dari kegagalan proyek ini adalah munculnya black hole yang kecil namun memiliki gaya gravitasi yang luar biasa sehingga mampu menarik materi sekitarnya termasuk bumi. Ini yang dikhawatirkan akan menimbulkan kiamat seperti yang telah dijelaskan di atas. Dampak ini tentu merupakan dampak risiko yang terbesar. Adapun dampak kecilnya adalah terbentuknya lubang di area tersebut akibat ledakan reaktor. Ini juga bisa dikatakan dampak yang sangat luar biasa.

Berdasarkan penilaian secara kasar mengenai probabilitas dan dampak proyek tersebut, hasil penilaian risiko bisa dipastikan very-very high. Wajar kiranya sebagian ilmuwan menghendaki agar proyek tersebut dihentikan. Argumentasi mereka sangat mungkin berorientasi pada dampak yang mengerikan bagi seluruh kehidupan di bumi.

(dari beberapa referensi dan tulisan mengenai Mega proyek LHC)
[ Read More.. ]

Jumat, 13 Januari 2012

Wisata Sejarah di Leang Leang



Deretan batu cadas objek wisata leang leang

Berwisata ke tempat sejarah bagi sebagian orang belum menjadi pilihan. Itu bisa dilihat dari Taman Wisata Sejarah Leang Leang, Maros, Sulawesi Selatan yang kita datangi. Padahal wisata ke tempat sejarah sangat berguna. Baik sebagai ajang tambah pengetahuan ataupun sekadar menikmati pemandangan alamnya.


Potensi Wisata Leang Leang

Pepohonan yang berjejer
di taman wisata leang leang
Sebelum menemukan akar persoalannya, perkenankan saya untuk memetakan potensi yang dimiliki oleh Taman Wisata Sejarah Leang Leang setelah berkunjung kesana.

Hal pertama adalah potensi alam yang ada disana. Kondisi geografis yang dikelilingi oleh gunung gunung dan hamparan petak sawah menjadi view yang tak biasa. Perjalanan sekitar 10 menit dari jalan utama menjadi pengalaman tersendiri. Apalagi kalau masuk musim panen, saat padi sudah menguning dan pantulan sinar matahari dari puncak gunung terpantul. Akan terlihat sangat indah.

Itu baru perjalanan menuju ke leang leang. Saat sampai, kita dikagetkan dengan gugusan batu batu cadas yang berwarna hitam tertancap di tanah. Ukuran dan bentuknya beragam. Bahkan ada bentuk batu cadas yang menyerupai gajah. Tingginya ada yang sampai tiga meter. Keberadaan batu cadas ini jadi semacam seni yang dibuat oleh alam dan masih bisa kita nikmati hingga sekarang.

Karena pemandangannya yang unik dan indah ini, beberapa pasangan memilih untuk melakukan foto prawedding di taman wisata sejarah ini. Saat kita berkunjung saja, sekitar tiga pasangan datang bergantian. Sebelumnya, kata petugas, sudah banyak yang datang.


Lukisan cap tangan di dinding gua yang merupakan peninggalan jaman dahulu

Potensi kedua pada taman wisata sejarah leang leang ini adalah gua yang tersebar disepanjang maros-pangkep. Dari hasil penelitian para peneliti arkeolog, ditemukan sekitar ratusan gua. Sehingga pantas saja namanya leang leang yang berarti gua. Karena itulah yang menjadi identitasnya.

Awalnya, gua pertama ditemukan oleh dua orang peneliti asal belanda, Van Heekeren dan Mrs. Heeren Palm pada tahun 1950, yang kemudian diberi nama Leang Petta Kere. Gua ini menjadi menarik karena kedua peneliti ini menemukan sebuah lukisan telapak tangan dan lukisan binatang pada dinding gua ini. Temuan ini mengundang ketertarikan para arkeolog untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Tidak hanya arkeolog dalam negeri, arkeolog asing pun tertarik untuk datang menelitinya.

Terakhir para arkeolog memperkirakan bahwa lukisan ini ada sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Lebih rinci lagi berdasarkan penjelasan dari pemandunya, maksud dari lukisan tangan ini bukan cuma sekadar lukisan. Tapi memiliki nilai sakral dan religius. Dengan lukisan orang jaman dulu melakukan komunikasi dengan kekuatan yang lebih tinggi dan menghubungkannya dengan simbol belasungkawa. Lukisan dengan jari lengkap sebagai bentuk penolak bala. Untuk lukisan jari yang jumlahnya cuma empat karena mereka ikut ritual pemotongan jari ketika kerabat terdekatnya meninggal.Sehingga jarinya tidak lengkap. Satu lagi, lukisan babi rusa yang terkena panah di jantung menggambarkan perilaku manusia jaman prasejarah yang suka berburu makanan.

Keunikan lain dari lukisan ini karena meski umurnya sudah ribuan tahun, tapi lukisannya masih kentara dan masih dilihat hingga sekarang. Para peneliti kemudian menyimpulkan bahwa orang jaman dulu menggunakan cairan pewarna yang langsung menyerap ke dinding gua. Sehingga tak gampang hilang seperti cat pewarna. Beruntunglah bisa melihat bukti sejarah masa lalu. Tapi belum ada peneliti yang menyebut langsung bahan apa yang digunakan hingga bisa bertahan berpuluh puluh tahun.

Sebelumnya beberapa peneliti seperti samidi (1985 dan 1986) telah melakukan survey, konservasi dan observasi. Dari hasil laporannya, ia menduga bahwa cairan yang digunakan adalah hematit, sejenis biji besi yang berwarna merah kehitam hitaman. Ini didukung dari temuan hasil penggalian I.C. Glover pada tahun 1973 di sekitar leang petta kere. Hematit ini ditemukan pada berbagai lapisan bersama-sama dengan temuan batu inti alat serut.

Terus kenapa bisa cairan bertahan hingga bertahun tahun lamanya. Hasil dari penelitian berikutnya mengungkapkan bahwa terdapat bahan asam sebagai bahan pengikat yang bereaksi dengan dinding karst menyebabkan permukaan karst yang berkontak dengan larutan pewarna menjadi larut sementara, kemudian mengeras kembali dan bahan warna terikat (berinteraksi secara kimia). Kasarnya, bahan asam ini memicu pembentukan lapisan stalaktik di atas sehingga cairan pewarna ini terbungkus.

Sehingga dapat disimpulkan orang jaman dulu telah mengenal teknik pengolahan. Soalnya menurut beberapa peneliti, hematit yang bentuknya padat harus mengalami proses terlebih dahulu hingga menjadi cair. Dengan melihat bukti lukisan ini kita bisa mengenal lebih jauh bagaimana perilaku orang jaman dulu.

Gazebo, tempat istrahat di taman wisata leang leang
Potensi ketiga yang dimiliki leang leang adalah sejarahnya. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya tentang lukisan yang ada di dinding gua. Itu menjadi objek kajian penelitian oleh para arkeolog. Karena bukti sejarah ini leang leang kemudian tersebar ke seluruh dunia.

Sejarah lain yakni keberadaan batu batu cadas hitam besar. Kalau dipikir-pikir, bagaimana bisa batu batu besar seperti itu bisa tersusun di areal taman wisata sejarah leang leang ini. Kalau manusia, itu tentu tidak mungkin. Jika ditilik dari sejarahnya, ternyata batu batu itu merupakan batuan dari dasar laut. Jadi sebelumnya daratan tempat saya berpijak merupakan lautan pada jaman dulu. Bukti lainnya bisa dilihat dari kulit kulit kerang yang sudah membatu di sekitar gua.

Batu cadas yang mirip gajah dan gugusan
batu cadas lainnya dengan beragam ukuran

Potensi ke empat, fasilitas yang dimiliki oleh taman wisata leang leang ini sudah lumayan cukup. Beberapa gazebo tempat istirahat, jembatan penyeberangan dengan aliran air di bawahnya, pondok dan museum kecil. Tempat menyimpat artefak dan batuan sejarah. Sehingga orang orang yang datang bisa melihat secara langsung bukti bukti sejarah yang masih tersimpan utuh.

Jika dilihat dari berbagai potensi di atas, jadi tidak mungkin jika kurangnya pengunjung karena faktor tempatnya yang tidak nyaman.

Suasana dalam gua yang memiliki
suhu sekitar 27 derajat celsius

Yang perlu diperbaiki
Meski tempat ini punya banyak potensi, tapi tempat ini juga tidak luput dari kekurangan. Salah satu kekurangan yang saya lihat adalah akses jalannya yang masih kurang mendukung padahal panorama di sisi kiri dan kanannya sudah asyik. Jalanan yang masih tidak teraspal sepenuhnya tentu akan menghambat akses menuju lokasi. Disini peranan pemerintah dan dukungan masyarakat sangat penting.

Kedua, aktifitas promosi wisata yang masih kurang. Tak adanya gerakan ataupun event budaya misalnya, yang menyuarakan visit leang leang. Padahal jika itu dilakukan dan menjadi agenda tahunan, tak menutup kemungkinan taman wisata ini akan diserbu oleh para pelancong.

Saya pikir, menjawab pertanyaan di awal, inilah persoalan yang mesti dibenahi. Sangat sayang jika potensi taman wisata prasejarah ini terkubur dalam sejarahnya sendiri. Seperti sebuah sejarah yang dilupakan.
[ Read More.. ]

Berwisata dan Menyelam di Pulau Derawan



Pantai indah di Pulau Derawan
Wisata Indonesia memang tiada duanya. Dari Sabang sampai Merauke, banyak objek-objek wisata menarik yang kita miliki, mulai dari pantai hingga pegunungan. Berkunjung ke Kalimantan Timur, sempatkanlah untuk menginjakan kaki di Pulau Derawan. Sebuah pulau dengan pemandangan laut yang indah serta dikenal sebagai salah satu lokasi menyelam terbaik di dunia.

Bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, nama Pulu Derawan barangkali belum terlalu populer. Pun begitu, banyak turis asing, terutama dari jepang yang sudah mengenal keberadaan pulau eksotis ini. Tujuan utama para turis asing itu adalah untuk menikmati keindahan bawah laut dari Pulau Derawan.

Di perairan sekitar Pulau Derawan, terdapat terumbu karang yang indah dengan beraneka ikan cantik, penuh warna. Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, kita akan berjumpa dengan sebuah karang yang bernama Blue Trigger Wall. Pada karang yang memiliki panjang sekitar 18 meter ini, banyak terdapat ikan trigger. Karena itulah karang tersebut dinamakan Blue Trigger Wall.

Menyelam bersama penyu
Pulau Derawan terlihat begitu alami. Birunya laut berpadu dengan lumut-lumut yang hijau seakan makin mempercantik wajah pulau ini. Deburan ombak laut yang jernih, sesekali mengiringi penyu-penyu jinak yang mendekat ke tepian pantai.

Meski tersembunyi, Pulau Derawan juga sudah memiliki beberapa fasilitas yang cukup memadai. Di antaranya adalah penginapan. Para turis yang ingin bermalam di pulau ini bisa menyewa salah satu penginapan yang ada.

Untuk bisa sampai ke Pulau Derawan ini, dari Balikpapan, para turis harus terbang menuju Tanjung Redeb selama sekitar 1 jam. Selain pesawat, jalur laut juga bisa dipilih. Tanjung Redeb juga bisa dicapai menggunakan perahu atau kapal dari Samarinda atau Tarakan. Dari Tanjung Redeb perjalanan dilanjutkan dengan motorboat ke Pulau Derawan selama 2 jam.

Penginapan di Pulau Derawan
Berwisata ke Pulau Derawan dijamin akan memuaskan. Keindahan alam dan laut begitu memesona. Selamat berwisata, selamat menikmati Indonesia
[ Read More.. ]

Tips jika Tiba di Bali Saat Malam Hari

Bandara Ngurah Rai Bali

Pesawat akan mendarat di Bandara Ngurah Ray Bali pada jam 23.50, Wah gimana ya? Apa masih ada penginapan yang buka? Terus bagaimana menujuh ke sana? Apakah aman? Mungkin pertanyaan diatas sering terpikir bagi teman-teman yang akan datang ke Bali. Tetapi saya mempunyai beberapa tips yang dapat menolong teman-teman bila terpaksa mendarat di Bali pada larut malam.

Seiring dengan mulai bangkitnya sektor pariwisata di Bali, semakin banyak turis yang datang ke Bali khususnya wisatawan domestik. Hal ini juga didukung oleh maraknya penerbangan swasta lokal yang membuka jalur Jakarta-Bali atau dari kota lainnya di Indonesia.

Dari banyaknya penerbangan tersebut, beberapa maskapai menawarkan tarif yang lebih murah untuk penerbangan malam (last flight). Pesawat take off dari Jakarta sekitar pukul 20.30 dan mendarat di Bali pada pukul 23.00 (lama penerbangan 1 1/2 jam, ditambah satu jam karena waktu Bali 1 jam lebih cepat/ WITA).

Masalahnya bila anda tiba di Bali pada jam 23.00, maka akan timbul pertanyaan bagaimana saya bisa mendapatkan penginapan? Terus sarana transportasi dari bandara ke penginapan apa, berapa ongkos taksi?, taksi argo atau borongan? Apa supir taksi di Bali suka “ngegetok”?, apakah aman? dan banyak lagi.

Saya mempunyai beberapa tips untuk keadaan seperti di atas.

1. Waktu Bali 1 jam lebih cepat dari Jakarta atau WITA, jadi sewaktu di dalam pesawat putarlah jam tangan anda 1 jam lebih awal.

2. Bila anda tiba di Terminal Kedatangan Domestik Bandara Ngurah Ray, anda dapat menggunakan taksi resmi bandara dengan membeli tiket taksi di counter resmi yang buka sampai pesawat terakhir malam di sebelah kanan di gerbang keluar kedatangan.

Kita hanya membayar tiket taksi ke counter ini dan tidak ke sopir taksi. Tetapi anda dapat memberikan tips ke sopir taksi kemudian. Bila anda tiba di Terminal Kedatangan Internasional tidak ada counter taksi di sana, anda dapat menunggu taksi di pintu kedatangan.

Taksi Bali
Pict : www.indonesiamatters.com

3. Bila tidak ada taksi, biasanya ada taksi “omprengan” (plat hitam) tetapi usahakan tawar ongkos taksi sesuai dengan tujuan anda. Tapi biasanya taksi omprengan ini tidak terlalu menaruh tarif tinggi. Pada Counter taksi Resmi besar tarif sesuai dengan jauh perjalanan, untuk tujuan Kuta-Legian Rp 50.000, Jimbaran Rp. 65.000, Nusa Dua 55.000, Denpasar Rp. 70.000.

Kuta adalah tempat pariwisata paling dekat dengan Bandara dengan jarak hanya 15 menit. Saran saya bila ini adalah kedatangan pertama anda ke Bali sebaiknya anda menuju ke Kuta dahulu dan mencari penginapan di sana. Atau jika anda ingin lebih murah naik Balitaksi (Blue Bird), anda harus mencari di pintu keluar bandara (50-75 meter dari terminal kedatangan). Tarif tujuan kuta berkisar 25-35rb (argo)

4. Penginapan murah, bersih, dan aman banyak terdapat di Jalan Poppies Lane II Legian Kuta.

Jalan Poppies Lane, Legian Kuta Bali
Pict : www.travelpod.com

Dari Bandara anda akan melewati Jalan Kartika Plaza, belok kiri Jalan Pantai Kuta di sisi Pantai Kuta dan Jejeran Hotel Mewah, Hard Rock Cafe, Pizza Hut, McDonnald dan belok kanan masuk ke Jalan Poppies Lane II menuju ke Jalan Legian.

Di kanan kiri Poppies Lane II banyak sekali penginapan murah tapi bersih. Anda dapat berhenti di salah satu penginapan dan menanyakan apakah ada kamar kosong. Perlu diperhatikan Jalan Poppies ini hanya satu jalur dan satu arah dan taksi tidak bisa berhenti lama.

5. Saya rekomendasikan penginapan murah di Tune Hotels atau di Poppies Lane II: Losmen/Bungalow Cempaka I, Cempaka II, Dua Dara, Artawan, Ronta, dll. Tarif 1 kamar per malam berkisar Rp. 85-200 ribu dengan fasilitas 1-2 tempat tidur, fan (kipas angin) atau AC, kamar mandi/WC di dalam, dan “light breakfast” di pagi hari. Saya rasa harganya sangat murah dibandingkan dengan penginapan sejenis di Jakarta atau kota lain.

6. Anda dapat langsung membayar tunai ke resepsionis uang kamar dan menuliskan nama sesuai KTP pada formulir yang diberikan. Anda dapat bernafas lega karena paling tidak, anda tidak tidur di emperan malam ini. Besok paginya anda dapat melihat-lihat di sekitar Poppies untuk Penginapan yang lebih baik atau anda dapat menuju tempat lain di Bali sesuai dengan rencana liburan anda.

Jual Baby Bag HDY @ http://TasBayi.JawaraShop.com

Fasilitas Lain di Kuta

Menurut saya tempat yang paling favorit untuk “pelabuhan pertama” di Bali adalah Kuta. Selain daerah ini terdapat Pantai Kuta yang terkenal (200 m dari Poppies Lane II), juga mempunyai fasilitas yang lengkap.

Penginapan yang murah & bersih, Restorant makanan barat& lokal yang cukup terjangkau, ATM, Internet, Mini Market Circle K 24 jam, Toko pakaian & souvenir yang relatif murah asal nawar, dan banyak bule-bule berseliweran.
[ Read More.. ]

Cara hemat berwisata di Bali

Bali, adalah satu pulau yang menjadi incaran tujuan berlibur para wisatawan dari seluruh dunia. Sebagai warga negara Indonesia, jangan sampai Anda belum mengunjungi pulau dewata ini. Masakan orang dari luar negeri saja rela terbang jauh untuk mencapai Bali, apalagi kita yang di dalam negeri… Perjalanan ke Bali butuh biaya besar ?? Tergantung cara Anda berwisata, seperti biasa dalam Jalan Jajan Hemat, kami akan mengulas cara hemat untuk berwisata ke Bali.

AirAsiaTransportasi. Komponen pertama yang mengeluarkan biaya besar adalah biaya transportasi. Bali dapat dicapai melalui jalan darat dan pesawat udara. Waktu dan tenaga Anda jauh lebih berharga, saran saya gunakan transportasi udara untuk menuju Bali, karena Anda dapat menghemat waktu beberapa hari perjalanan. Beberapa maskapai penerbangan menawarkan tiket dengan harga murah. Syarat utama mendapat harga murah adalah booking dari jauh-jauh hari sebelum berangkat, bahkan sampai 7 bulan sebelumnya. Hindari tanggal yang merupakan libur nasional ataupun liburan sekolah. Saran JJH : Sering-seringlah mengecek ke website AirAsia untuk melihat promo yang ada.
Airport LoungeSiapkan kartu kredit Anda yang memiliki fasilitas airport executive lounge. Anda akan menghemat biaya makan & minum selama menunggu jadwal keberangkatan pesawat, yang biasanya antara 1-2 jam setelah check-in. Penerbangan dengan biaya murah pada umumnya tidak menyediakan makanan & minuman selama perjalanan. Menunggupun tidak membosankan. Saran JJH : BNI Gold menawarkan fasilitas yang cukup memuaskan. Bahkan di Bali, dengan BNI card Anda akan dibantu untuk proses check-in dan pemasukkan bagasi.
Booking hotel via internet. Carilah hotel yang sesuai dengan kebutuhan Anda, search di internet dan baca komentar (review) dari para tamu mengenai hotel tersebut. Lihat lokasi hotel, apakah dekat dengan tempat-tempat yang akan Anda kunjungi. Booking melalui internet (umumnya melalui travel agent di Bali) akan lebih murah dibandingkan datang langsung ke hotelnya. Bandingkan harga antar travel agent untuk mendapatkan harga terbaik. Saran JJH : hotelmurahbali.com memberikan harga yang cukup baik.
Cari tempat wisata yang menarik, cari informasi sebanyak-banyaknya melalui internet, brosur dll sebelum Anda tiba di Bali, susunlah jadwal sebaik-baiknya, sesuai dengan lokasi dan arahnya. Jangan sampai Anda tiba di Bali tanpa Anda mengetahui lokasi mana yang hendak dikunjungi. Silahkan dibaca sharing saya di artikel ini.
Sewa MobilTransportasi darat. Anda sangat membutuhkan kendaraan selama Anda berlibur. Bali memiliki sarana transportasi umum yang kurang baik, Anda disarankan menyewa kendaraan untuk transportasi selama liburan. Jika Anda hanya berdua atau sendiri, Anda dapat menyewa sepeda motor, jika Anda sekeluarga, Anda dapat menyewa mobil. Kami menyarankan untuk menyewa mobil berikut dengan sopirnya. Selain menghemat tenaga, menghemat waktu, mengurangi resiko dalam perjalanan, dan juga sopir tersebut dapat sekaligus menjadi tour guide Anda. Dapatkan brosur2 penyewaan mobil yang dibagikan di hotel, bandara bahkan di toko-toko. Biaya untuk sewa mobil: Rp. 300.000 untuk 8 jam termasuk BBM dan sopir.
Wisata kuliner. Cari informasi tempat makanan yang unik di Bali, seperti bebek bengil, nasi bali Warung Satria, restaurant di Jimbaran dan lain-lain. Akan saya bahas secara detail dalam posting saya berikutnya.
Tempat membeli oleh-oleh. Dapatkan informasi dimana Anda dapat membeli oleh-oleh untuk sahabat Anda, juga akan saya bahas terpisah.

Demikian tips hemat berwisata di Bali, akan saya update terus informasi di dalamya.
[ Read More.. ]

Sejarah Kota Gianyar


Sejarah Kota Gianyar ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No.9 tahun 2004 tanggal 2 April 2004 tentang Hari jadi Kota Gianyar.

Sejarah dua seperempat abad lebih, tempatnya 236 tahun yang lalu, 19 April 1771, ketika Gianyar dipilih menjadi nama sebuah keraton, Puri Agung yaitu Istana Raja (Anak Agung) oleh Ida Dewa Manggis Sakti maka sebuah kerajaan yang berdaulat dan otonom telah lahir serta ikut pentas dalam percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali. Sesungguhnya berfungsinya sebuah kerton yaitu Puri Agung Gianyar yang telah ditentukan oleh syarat sekala niskala yang jatuh pada tanggal 19 April 1771 adalah tonggak sejarah yang telah dibangun oleh raja (Ida Anak Agung) Gianyar I, Ida Dewata Manggis Sakti memberikan syarat kepada kita bahwa proses menjadi dan ada itu bisa ditarik kebelakang (masa sebelumnya) atau ditarik kedepan (masa sesudahnya).

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis. di wilayah Gianyar sekarang dapat diinterprestasikan bahwa munculnya komunikasi di Gianyar sejak 2000 tahun yang lalu karena diketemukannya situs perkakas (artefak) berupa batu, logam perunggu yaitu nekara (Bulan Pejeng), relief-relief yang menggambarkan kehidupan candi-candi atau goa-goa di tebing-tebing sungai (tukad) Pakerisan.

Setelah bukti-bukti tertulis ditemukan berupa prasasti diatas batu atau logam terindetifikasi situs pusat-pusat kerajaan dari dinasti Warmadewa di Keraton Singamandawa, Bedahulu. Setelah ekspedisi Gajah Mada (Majapahit) dapat menguasai Pulau Bali maka di bekas pusat markas laskarnya dirikan sebuah Keraton Samprangan sebagai pusat pemerintahan kerajaan yang dipegang oeleh Raja Adipati Ida Dalem Krena Kepakisan (1350-1380), sebagai cikal bakal dari dinasti Kresna Kepakisan, Kemudian Keraton Samprangan berusia lebih kurang tiga abad. Lima Raja Bali yang bergelar Ida Dalem Ketut Ngulesir (1380-1460),2) Ida Dalem Waturenggong (1460-1550),3) Ida Dalem Sagening (1580-1625) dan 5) Ida Dalem Dimade (1625-1651). Dua Raja Bali yang terakhir yaitu Ida Dalem Segening dan Ida Dalem Dimade telah menurunkan cikal bakal penguasa di daerah-daerah. Ida Dewa Manggis Kuning (1600-an) penguasa di Desa Beng adalah cikal bakal Dinasti Manggis yang muncul setelah generasi II membangun Kerajaan Payangan (1735-1843). Salah seorang putra raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe yang bernama Ida Dewa Agung Anom muncul sebagai cikal bakal dinasti raja-raja di Sukawati (1711-1771) termasuk Peliatan dan Ubud. Pada periode yang sama yaitu periode Gelgel muncul pula penguasa-penguasa daerah lainnya yaitu I Gusti Ngurah Jelantik menguasai Blahbatuh dan kemudian I Gusti Agung Maruti menguasai daerah Keramas yang keduanya adalah keturunan Arya Kepakisan.

Dinamika pergumulan antara elit tradisional dari generasi ke generasi telah berproses pada momentum tertentu, salah seorang diantaranya sebagai pembangunan kota keraton atau kota kerajaan pusat pemerintahan kerajaan yang disebut Gianyar. Pembangunan Kota kerajaan yang berdaulat dan memiliki otonomi penuh adalah Ida dewa Manggis Sakti, generasi IV dari Ida Dewa Manggis Kuning. Sejak berdirinya Puri Agung Gianyar 19 April 1771 sekaligus ibu kota Pusat Pemerintah Kerajaan Gianyar adalah tonggak sejarah. Sejak itu dan selama periode sesudahnya Kerajaan Gianyar yang berdaulat, ikut mengisi lembaran sejarah kerajaan-kerajaan di Bali yangterdiri atas sembilan kerajaan di Klungkung, Karangasem, Buleleng, Mengwi, Bangli, Payangan, Badung, Tabanan, dan Gianyar. Namun sampai akhir abat ke-19, setelah runtuhnya Payangan dan Mengwi di satu pihak dan munculnya Jembrana dilain pihak maka Negaraa): Klungkung, Karangasem, Bangli dan Gianyar (ENI, 1917).

Ketika Belanda telah menguasai seluruh Pulau Bali, Kedelapan bekas kerajaan tetap diakui keberadaannya oleh Pemerintah Guberneurmen namun sebagai bagian wilayah Hindia Belanda yang dikepalai oleh seorang raja (Selfbestuurder) di daerah Swaprajanya masing-masing. Selama masa revolusi, ketika daerah Bali termasuk dalam wilayah Negara Indonesia Timur (NIT) otonomi daerah kerjaan (Swapraja) kedalam sebuah lembaga yang disebut Oka, Raja Gianyar diangkat sebagai Ketua Dewan Raja-raja menggantikan tahun 1947. Selain itu pada periode NTT dua tokoh lainnya yaitu Tjokorde Gde Raka Sukawati (Puri Kantor Ubud) menjadi Presiden NIT, dan Ida A.A. Gde Agung (Puri Agung Gianyar) menjadi Perdana Menteri NIT, Ketika Republik Indonesia Serikat (RIS) kembali ke Negara Kesatuan (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1950, maka daerah-daerah diseluruh Indonesia dengan dikeluarkan Undang-undang N0. I tahun 1957, yang pelaksanaannya diatur dengan Undang-Undang No.69 tahun 1958 yang mengubah daerah Swatantra Tingkat II (Daswati II). Nama Daswati II berlaku secara seragam untuk seluruh Indonesia sampai tahun 1960. Setelah itu diganti dengan nama Derah Tingkat II (Dati II).

Namun Bupati Kepala Derah Tingkat II untuk pertama kalinya dimilai pada tahun 1960. Bupati pertama di DatiII Gianyar adalah Tjokorda Ngurah (1960-1963). Bupati berikutnya adalah Drh. Tjokorda Anom Pudak (1963-1964) dan Bupati I Made Sayoga, BA (1964-1965).

Ketika dilaksanakannya Undang-Undang No. 18 tahun 1965, maka DATI II diubah dengan nama Kabupaten DATI II. Kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.5 tahun 1974 yang menggantikan nama Kabupaten. Kepala daerahnya tetap disebut Bupati.

Sejak tahun 1950 sampai sekarang yang hampir lima dasawarsa lebih telah tercatat sembilan orang Kepala Pemerintahan/Bupati Gianyar yaitu: 1. A.A. Gde Raka (1950-1960),2) Tjokorde Ngurah (1960-1963),3) Drh. Tjokorde Dalem Pudak (1963-1964), 4) I Made Sayonga (1964-1965),5) Bupati I Made Kembar Kerepun (1965-1969), 6) Bupati A.A. Gde Putra, SH (1969-1983), 7) Bupati Tjokorda Raka Dherana, SH (1983-1993), 8) Bupati Tjokorda Gde Budi Suryawan, SH (1993-2003), dan 9) Bupati A.A.G. Agung Bharata, SH (2003-2008). Dari sisi otonomi jelas nampak, proses perkembangan yang terjadi di Kota Gianyar. Otonomi dan berdaulat penuh melekat pada Pemerintah kerjaan sejak 19 April 1771 kemudian berproses sampai otonomi Daerah di Tingkat II Kabupaten yang diberlakukan sampai sekarang.

Berbagai gaya kepemimpinan dan seni memerintah dalam sistem otonomi telah terparti di atas lembaran Sejarah Kota Gianyar. Proses dinamika otonomi cukup lama sejak 19 April 1771 sampai 19 April 2005 saat ini, sejak kota keraton dibangun menjadi pusat pemerintahan kerajaan yang otonomi sampai sebuah kota kabupaten, nama Gianyar diabadikan. Sampai saat ini telah berusia 234 tahun, para pemimpin wilayah kotanya, dari raja (kerajaan) sampai Bupati (Kabupaten), memilikiciri dan gaya serta seni memerintah sendiri-sendiri di bumi seniman. Seniman yang senantiasa membumi di Gianyar dan bahkan mendunia.
[ Read More.. ]

SEJARAH TAMAN SOEKASADA UJUNG


Rentang Sejarah Taman Soekasada.

Sebelum tahun 1908 Karangasem merupakan Wilayah Kerajaan. Raja yang memerintah sampai tahun 1908 adalah Ida Anak Agung Gede Jelantik yang membawahi 21 Punggawa. Setelah Belanda menguasai Kerajaan Karangasem, mulai terhitung tanggal 1 Januari 1909, dengan Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tertanggal 28 Desember 1908, Kerajaan Karangasem dihapuskan dan diubah menjadi Gouvernement Lanscap Karangasem dibawah Pimpinan Raja I Gusti Gede Jelantik, dengan Keputusan Gubernur Jenderal Belanda tertanggal 4 September 1928, gelar Stedeheuder diganti dengan Gelar Ida Anak Agung Anglurah Karangasem, yang kemudian diangkat menjadi Zelfbesteur dan dikenal dengan nama Swapraja. Dan juga berdasarkan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958, terhitung mulai tanggal 1 Desember 1958, daerah Swapraja diubah menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Karangasem.


Invasi Belanda pada tahun 1908 beberapa Raja memperoleh status sebagai Bupati yang berada dibawah Pemerintahan Kolonial Belanda. Raja Karangasem juga mendapat kekuasaaan untuk mengatur Daerah dan Kekayaannya. I Gusti Bagus Jelantik kemudian bergelar Ida Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem adalah raja terakhir yang memerintah bali Timur dari tahun 1909 sampai tahun 1945. Beliau dikenal sebagai Raja yang memiliki Nilai Budaya Tinggi.

Pengembangan Taman Ujung ini juga disebut sebagai " ISTANA AIR " ini dimulai tahun 1919 dan rampung tahun 1925, namun pembukaannya pada tahun 1921. Sebelum Taman Soekasada dibangun sudah terlebih dahulu dibangun di Pesanggrahan di Manikan yang lebih lazim sekarang disebut Pura Manikan. Nama ini memengandung indikasi bahwa ada Wilayah Ujung yang dianggap Sangat Mulia, Indah dan Potensial. Pura Manikan didirikan oleh Raja yang bernama I Gusti Anglurah Made Karangasem Sakti.



Dengan berbekal Pengetahuan Arsitektur Tradisional yang dipadukan dengan Arsitektur Belanda / Eropah dan Cina dibuat Perencanaan. Sedang untuk arsitektur Tradisinal Bali yang didapat dari Para Undagi, Raja I Gusti Bagus Djelantik membuat Perencanaan dari Taman Soekasada Ujung dan sekalian memimpin Pembangunannya. Jadi Pembangunan Taman Ujung tidak telepas ada hubungan dengan Arsitektur Puri Karangasem dan Arsitektur Taman Tirtagangga.

Pembangunan Taman Ujung selesai pada tahun 1921, namun pekerjaan pembangunan masih terus dilanjutkan. Tepatnya pada tahun 1937, Taman Sukasada (Taman Ujung) Karangasem diresmikan dengan sebuah ‘mahligya’ yang ditandai dengan sebuah prasasti batu marmer yang ditulis dengan huruf latin dan Bali dengan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Bali. Prasasti tersebut ditempelkan pada salah satu dinding di Bale Warak.

Masa Keemasan Taman Soekasada, sebagian dari masa keemasan itu tersirat dalam dua prasasti dari marmer yang dipasang pada Bangunan Warak. Prasasti sebelah Kiri dengan Aksara Latin dengan Ejaan lama memakai huruf Kapital, terdiri atas 8 baris dengan tulisan sbb:

Marmer sebelah kiri yang bertulis huruf latin berjumlah 8 baris berbunyi:

PERINGATAN.

WAKTOE KARYA

DEWA JADNYA DAN

MALIGIA

DI POERI AGOENG.

KAWAN KARANGASEM.

TANGGAL

6 AGUSTUS 1937.


Sedangkan marmer sebelah kanan dengan aksara dan bahasa bali terdiri dari delapan baris berbunyi

Pekeling daweg rahina karya Dewa Yajna
Miwah malighya ring Puri Agung Kawan Karanasem
Duk rahina, su, pa, wara Perangbakat , pang, ping
14, Sasih 2, Isaka 1859 maka Ling -
ga ring malighya, padhandha Gdhe Ketut Pidhadha hi -
da Anake Hagung Anglurah Ketut karangasem
Raja Lombok, miwah Ida Anake Agung
Gdhe Jelantik Jumneng , Agung ring Karangasem .


Dari Upacara Melighya yang dilaksanakan di Taman Ujung memberi inspirasi kepada Sastrawan Karangasem yang kemudian menghasilkan beberapa Geguritan Lighya 1937, dengan memakai beberapa Tembang, antara lain Sinom, Durma an Ginanti. Dalam Geguritan inilah Taman Ujung disebut disebut dengan nama "Taman Soekasada" yang berarti Taman yang memberikan kesenangan Lebih.

Kedua prasasti tersebut menunjukkan bahwa pembangunan selesai pada tanggal 6 Agustus 1937.



SANG Arsitek Otodidak Pendiri Taman Ujung Soekasada , salah seorang raja Karangasem, dengan kemampuan teknis-arsitektural dan estetik, telah berhasil memanfaatkan bentang alam dan lingkungan di sekitarnya yang berteras-teras, dengan gunung-gunung sebagai latar belakang alami, sumber air, sungai-sungai dan pesisir Pantai Ujung. Dalam pembangunan taman ini, sang raja kemungkinan basar telah menggunakan konsepsi kosmologi masyarakat Bali sebagai landasan ideologis. Secara kosmologis, pesisir pantai atau laut adalah bagian hilir atau muara (tebenan), adalah tempat menunggalnya segala kekuatan magis yang berasal dari gunung atau bukit, yang kemudian mengalir ke hilir melalui sungai-sungai, seakan-akan secara simbolis membagi-bagikan air kehidupan kepada masyarakat.


Selain itu, gunung adalah bagian hulu (luwanan) yang punya kekuatan adikodrati yang tak tertandingi. Sebaliknya, gunung juga tak selamanya merupakan kekuatan alam yang ramah, karena dapat menimbulkan bencana besar secara tiba-tiba, jika ekosistemnya terganggu. Menurut kosmologi masyarakat Bali dan juga masyarakat lainnya di nusantara, gunung adalah dunia arwah para leluhur yang punya kekuatan magis, yang dapat memberikan pengaruh baik-buruk kepada kaum kerabat atau masyarakat yang masih hidup. Dalam perkembangan selanjutnya, ketika pengaruh agama Hindu telah meluas di daerah Bali, gunung juga dianggap sebagai tempat bertahtanya para Dewa, yaitu Dewa Gunung seperti Bhatara Gunung Agung, dll.

Demikianlah gunung menjadi suci dan sakral. Dengan berpedoman kepada konsepsi kosmologi itu, pendiri Taman Ujung telah berupaya untuk menyatukan dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang terkonsentrasi di gunung -- kekuatan alam adikodrati, magis arwah leluhur, dan para Dewa -- untuk kepentingan pembangunan masyarakatnya. Dengan dasar ideologi ini, maka Taman Ujung dapat juga disebut sebagai ''Water Palace'' yang menyandang makna simbolis-magis-religius seperti yang tampak juga pada lambang kerajaan, yaitu Amerta Jiwa. Dari sisi lain, taman ini menjadi lebih signifikan lagi karena berada dalam bingkai segitiga sosiokultural -- Tirta Gangga, Puri Karangasem, dan Taman Ujung.

Tidak mengherankan apabila dalam Perwujudan dari Pemilihan Lokasi, Penataan Lay Out, Penerapan dalam Arsitektur Bangunan dan Penggunaan Ornamen di Taman Ujung dijiwai oleh makna simbolisasi dan Nilai-Nilai Ritual Spiritual seorang Raja yang dilandasi oleh Agama Hindhu. Dan hal yang mendukung saat itu juga muncul hasil karya berupa Geguritan, Sinom dan Tembang-lagu yang mengambil sosok dari keagungan Arsitektur Taman Ujung.
[ Read More.. ]

Taman Ujung



Kota : Karangasem
Taman Ujung mulai dibangun pada tahun 1919 dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1921. Taman ini dibangun oleh raja Karangasem yang digunakan sebagai tempat peristirahatan atau tempat untuk menjamu tamu-tamu penting. Bentuk bangunan sangat megah dan khas, merupakan perpaduan antara arsitektur Eropa dan Bali. Di sebelah barat kolam, di tempat yang agak tinggi terdapat sebuah bangunan berbentuk bundar disebut "Bale Bengong", tempat untuk menikmati keindahan taman dan sekitarnya. Namun kini peninggalan yang megah itu telah hancur akibat gempa bumi yang terjadi pada tahun 1963 dan 1979. walaupun tinggal puing-puingnya saja tetapi kesan megah dimasa lampau masih saja tampak. Taman Ujung berlokasi di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, berjarak kira-kira 85 Km dari Denpasar atau 5 Km selatan Amlapura.

[ Read More.. ]

Kawasan Toya Bungkah (Toya Bungkah Area)



Kota : Bangli
Toyobungkah termasuk wilayah Desa Batur, terletak di kaki Gunung Batur atau dipinggir Barat Danau Batur yang jaraknya kurang lebih 6 km dari Desa Kediaman, 38 km dari Kota Bangli dan 78 km dari Kota Denpasar. Toyobungkah merupakan Sumber Mata Air Panas Alam yang sehari-harinya dimanfaatkan untuk merendam badan karena dianggap dapat menyembuhkan penyakit khususnya penyakit kulit. Airnya ditampung pada suatu kolam kecil yang terletak di sebelah Danau Batur. Karena letak kolam air panas sangat berdekatan dengan Danau Batur, maka pandangan ke arah danau menjadi bebas sehingga dari kejauhan tampak pemandangan yang indah dimana disebelah timur laut Danau Batur kelihatan Desa Trunyan yang dikelilingi daerah perbukitan yang menghijau. Disamping pemandangannya yang sangat indah, Toyobungkah hawanya sejuk, sehingga tidak mengherankan apabila seorang pujangga dan sastrawan terkenal yaitu Sutan Takdir Ali Syahbana memilih Toyobungkah sebagai tempat untuk mendirikan bangunan yang disebut Balai Seni Toyobungkah yaitu tempat yang dipergunakan untuk menggelar berbagai macam kesenian. Dalam perjalanan menuju Toyobungkah kita akan banyak menikmati panorama yang indah seperti panorama gunung dan Danau Batur, pohon cempedak atau nangka, dan tumbuh-tumbuhan lainnya serta tumpukan bekas-bekas lahar yang sudah menjadi karang yang kelihatan indah. Di sebelah timur jalan raya menuju Toyobungkah ada sebuah pura yang cukup besar yaitu Pura Jati. Toyobungkah memiliki daya tarik serta keindahan hingga banyak dikunjungi para wisatawan Mancanegara dan Nusantara yang bertujuan untuk mendaki Gunung Batur, kemah, mandi, berekreasi ataupun melihat dari dekat keindahannya. Di tempat ini terdapat dua kolam air panas yang berdekatan yaitu kolam air panas alam yang bisa dipergunakan untuk umum, khususnya masyarakat sekitar tempat ini, sedang kolam air panas yang satunya telah dibangun dengan tembok penyengker, tempat ini disediakan untuk para wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara.
[ Read More.. ]

Gunung Kawi Tampaksiring

Foto Gunung Kawi, Tampaksiring
Foto Gunung Kawi ini merupakan hak milik TripAdvisor
Kota : Gianyar
Setelah melewati Gapura dan 315 anak tangga di pinggir sungai Pakerisan yaitu sebuah sungai yang mempunyai nilai sejarah yang sangat tinggi, terletak komplek candi Gunung Kawi. Obyek wisata ini termasuk wilayah Tampaksiring 40 km dari Denpasar. Mengenai nama Gunung Kawi ini belum diketahui dengan pasti asal mulanya. Namun secara etimologi dikatakan berasal dari kata Gunung dan Kawi, yang berarti gunung adalah daerah pegunungan dan Kawi berarti pahatan. Jadi maksudnya ialah pahatan yang terdapat di pegunungan atau di padas karang. Menurut sejarahnya diantara raja – raja yang memerintah di Bali yang paling terkenal adalah Dinasti Warmadewa. Raja Udayana adalah merupakan dinasti ini dan beliau adalah anak dari Ratu Campa yang diangkat anak oleh Warmadewa. Setelah dewasa Udayana nikah dengan Putri Jawa yang bernama Gunapriya Dharma Patni. Dari perkawinannya ini menurunkan Erlangga dan Anak Wungsu. Akhirnya setelah Erlangga wafat tahun 1041, kerajaanya di Jawa Timur dibagi Dua. Pendeta Budha yang bernama Empu Baradah dikirim ke Bali agar pulau Bali diberikan kepada salah satu Putra Erlangga, tetapi ditolak oleh Empu Kuturan. Selanjutnya Bali diperintah oleh Raja Anak Wungsu antara tahun 1029 – 1077 dan dibawah perintahnya

Foto Gunung Kawi, Tampaksiring
Foto Gunung Kawi ini merupakan hak milik TripAdvisor
Bali merupakan daerah yang sangat subur dan tentram. Setelah beliau meninggal dunia abunya disimpan dalam satu candi di komplek Candi Gunung Kawi. Tulisannya yang terdapat diatas pintu semu yang berbunyi : " Haji Lumah Ing Jalu " yang berarti Sang Raja dimakamkan di Jalu" sama dengan "Susuh" dari ( ayam jantan ) yang bentuknya sama dengan "Kris" maka perkataan Ing Jalu dapat ditafsirkan sebagai petunjuk " Kali Kris " atau Pakerisan. Raja yang dimakamkan di jalu dimaksud adalah Raja Udayana. Sedangkan tulisan " Rwa Anakira " yang berarti " Dua Anaknya " kemungkinan yang dimaksud makam Raja Udayana, Anak Wungsu dan Empat orang Permaisuri Raja serta Perdana Mentri Raja. Diseberang Tenggara atau dari komplek candi ini terletak Wihara ( tempat tinggal atau asrama para biksu / pendeta Budha ). Peninggalan candi dan wihara di Gunung Kawi ini diperkirakan pada abad 11 Masehi.
[ Read More.. ]

objek wisata Tirtagangga, Bali. Objek wisata Tirtagangga terletak di Desa Abang, Kecamatan Abang, Karanasem, Bali. Hanya 6 km sebelah Utara Amlapura - Bali. Waktu tempuh dari Denpasar sekitar 1,5 jam. Tirtagangga didirikan pada tahun 1948 oleh Raja Karangasem terkahir yang digunakan sebgai tempat istirahat keluarga raja. Objek wisata ini menyuguhkan pemandangan pemandian yang menakjubkan, di sekitarnya ada persawahan yang membentang luas, suasana disini cukup sejuk.


Arsitekturnya merupakan panduan antara Eropa, Cina dan arsitektur tradisional Bali. Dikelilingi oleh panorama yang sangat indah membuat Tirtagangga merupakan tujuan yang sangat penting untuk dikunjungi.
[ Read More.. ]

Pada waktu musim panas, volume air terjun relatif menurun. Jalan menuju air terjun yang sedikit mendaki merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk kegiatan trekking. Letaknya yang tidak jauh dari kawasan Lovina, bahkan dapat dicapai dengan jalan kaki dari Lovina, menjadikan obyek ini banyak dikunjungi wisatawan yang umumnya mereka yang tinggal di kawasan Wisata Lovina.

Tidak jauh dari air terjun Singsing ini, terdapat monumen Belanda. Monumen ini dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda untuk memperingati gugurnya seorang Perwira tentara Belanda didalam perang Banjar pada tahun 1868. Sekitar tahun 1956 monumen ini dihancurkan karena dianggap menghormati penjajah.

Akan tetapi pada tahun 1992 monumen ini dibangun kembali oleh Pemda Kabupaten Dati II Buleleng dengan maksud bahwa sejarah tidak bisa dihapus, disamping monumen itu juga melambangkan kepahlawanan rakyat Banjar yang mampu menewaskan perwira tentara Belanda.

Air Terjun Singsing terletak di Banjar Labuhan Haji Desa Temukus Kecamatan Banjar, 3 km dari Lovina dan 13 km dari Singaraja. Untuk menuju obyek wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan bermotor sampai ke jurusan desa Tigawarsa.

Sebuah tanda penunjuk arah menunjukkan jalan yang harus diikuti dengan berjalan kaki (sepanjang lebih kurang 600 meter) untuk sampai kepada air terjun yang pertama. Untuk mencapai air terjun kedua yang letaknya lebih tinggi harus melalui jalan yang terjal. Fasilitas parkir dibangun dan diusahakan oleh banjar setempat, dan warung disekitar kawasan inipun telah tersedia.
[ Read More.. ]

Nungnung adalah nama dari sebuah desa kecil, terletak 40 kilometer sebelah utara kota Denpasar. Desa ini berhawa sejuk dengan ketinggian lebih kurang 900 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berdekatan dengan desa agrowisata, Pelaga.

Bagi yang pertama kali ke sini dan sewa mobil, disarankan untuk memakai jasa driver ya, karena jalannya cukup membingungkan untuk ke sini. Team Ekuta pun harus tanya beberapa kali biar bisa sampai di sini. Tapi syukur akhirnya bisa sampai juga..

Di desa inilah terdapat sebuah air terjun yang mempunyai ketinggian 50 meter dengan debit air yang cukup besar. Namanya Air Terjun Nungnung.

Kawasan wisata ini memiliki fasilitas parkir yang cukup luas dan akses jalan ke air terjun bagus, cuma ada sedikit turunan melalui tangga-tangga.

Pemandangan sepanjang perjalanan sangatlah hijau dan menyegarkan. Udara cool banget pula. Kalau kecapean, ada beberapa tempat pemberhentian yang bisa kamu singgahi sebentar.


air-terjun-nungnung

Setelah berjalan kurang lebih 20 menit, kita akan sampai di air terjun yang memiliki debit air cukup deras. Kurang lebih sama atau mungkin lebih besar dari yang di Air Terjun Gitgit. Sudah pernah ke Gitgit kan?

Dan ini dia Air Terjun Nungnung, yang menjadi tujuan utama kita. Debit air deras dan di sekelilingnya ada beterbangan uap-uap air yang membuat suasana menjadi begitu sejuk, menyegarkan dan menenangkan.

air-terjun-nungnung

Btw, dekat dengan Air Terjun ini kamu bisa juga melihat jembatan paling panjang di Bali yang menghubungkan jalur ke Kintamani, yaitu Jembatan Tukad Bangkung.
[ Read More.. ]

Air Terjun Dusun Kuning (Dusun Kuning Waterfall)



Kota : Bangli
Di bagian selatan sekitar 6 km dari kota Bangli, di Desa Taman Bali terdapat sebuah air terjun. Karena letaknya di Desa Dusun Kuning maka dinamakan air terjun Dusun Kuning.
Air terjun ini berada di ketinggian 25 meter diatas permukaan Sungai Melangit yang mengalir ke arah selatan. Lokasi ini dapat dicapai dengan beragam jenis transportasi dan dari desa kecil ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 500 meter. Daerah yang dingin dengan udara yang sejuk dikombinasi dengan hijaunya dedaunan meningkatkan pesona air terjun alami. Dan tidak jauh dari tempat ini terdapat hutan yang dihuni oleh ratusan kera.
[ Read More.. ]

Air Panas Banyuwedang(Banyuwedang Hot Spring)



Air Panas Banyuwedang bersumber dari mata air panas yang muncul di pantai. Air panas ini berada di bawah air pada waktu air pasang. Merupakan sumber air panas terbesar, bangunan beton pengaman dibuatkan dalam bentuk lingkaran yang berfungsi sebagai tanggul, sehingga pada saat air pasang air panas tersebut tidak bercampur dengan air laut. Air panas ini banyak mengandung belerang dengan rata-rata suhu 40 derajat celcius.
Karena kandungan belerangnya yang cukup tinggi, air panas ini dipercayai secara meluas bahkan sampai ke pulau Jawa karena air panas ini dapat menyembuhkan beberapa penyakit terutama penyakit kulit. Tidak mengherankan apabila banyak orang-orang yang datang ke tempat ini dengan harapan penyakitnya dapat sembuh. Pantai dimana terdapat sumber air panas ini ditumbuhi tanaman bakau yang mencegah abrasi pantai. Dapat dikatakan pantai Bayuwedang ini bebas dari abrasi.
Adanya teluk dan beberapa pasir putih di sekitarnya menambah asset pariwisata di sekitar Banyuwedang ini. Air Panas Banyuwedang terletak di Desa Pejarakan Kecamatan Gerokgak 60 km dari kota Singaraja, dipinggir batas kawasan Taman Nasional Bali Barat. Di sebelah selatan jalan raya ke Air Panas Banyuwedang termasuk kawasan Taman Nasional, sedangkan di sebelah utaranya adalah kawasan Batu Ampar yang terdiri dari tanah berkapur. Kawasan Batu Ampar ini oleh daerah tingkat II Buleleng telah direncanakan sebagai kawasan wisata baru, mengingat adanya potensi daya tarik yang besar, diantaranya adalah adanya Taman Laut di sekitar Pulau Menjangan.
Jalan menuju air panas Banyuwedang dari jalan raya jurusan Singaraja-Gilimanuk telah dikeraskan, demikian pula telah dibangun fasilitas parkir. Di sumber air panas yang ditanggul dibangun sebuah bangunan dengan beberapa kamar mandi tertutup. Di areal Air Panas Banyuwedang terdapat juga beberapa fasilitas WC yang dibangun oleh Taman Nasional Bali Barat, dan beberapa tempat berteduh. Jumlah kunjungan wisatawan Nusantara tinggi jika dibandingkan dengan Mancanegara. Pengunjung yang datang kebanyakan dengan tujuan untuk berobat. Pengunjung yang dari pulau Jawa kebanyakan berasal dari Daerah Banyuwangi.
Sesungguhnya sumber air panas Banyuwedang terletak ditengah-tengah hutan bakau di pinggir pantai. Daerah sekitarnya relatif gersang karena tanahnya terdiri atas tanah kapur dan tidak terdapatnya sungai yang dapat menjadikan sumber air untuk penghijauan sekitarnya. Oleh karenanya tanaman yang banyak tumbuh adalah tanaman yang tidak banyak membutuhkan air, seperti yang dikenal di Bali sebagai pohon "bekeul" atau "bangyang". Adanya air panas yang mengandung belerang yang terletak di pinggir pantai ditunjang dengan daerah yang jarang penduduknya sehingga dapat diciptakan suasana tenang, menyebabkan Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Bali akan mengembangkan daerah ini sebagai Kawasan Pariwisata Untuk Kesehatan, atau yang umum disebut "Health Tourism".
[ Read More.. ]

Wisata Unik Desa Trunyan



Desa Unyan yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, di sebelah timur Danau Batu memiliki keindahan yang unik.Para wisatawan di suguhkan dengan wisata unik yang sedikit horror.

Trunyan adalah desa kuna yang dianggap sebagai desa Bali Aga (Bali asli). Trunyan memiliki banyak keunikan. Daya tariknya paling tinggi adalah keunikan memperlakukan jenasah warganya. Trunyan memiliki tiga jenis kuburan yang menurut tradisi desa Trunyan, ketiga jenis kuburan itu diklasifikasikan berdasarkan umur orang yang meninggal, keutuhan jenasah dan cara penguburan.

Kuburan utama, dianggap paling suci dan paling baik. Jenazah yang dikuburkan pada kuburan suci ini hanyalah jenazah yang jasadnya utuh, tidak cacat, dan jenasah yang proses meninggalnya dianggap wajar (bukan bunuh diri atau kecelakaan).

Kuburan yang kedua disebut kuburan muda yang khusus diperuntukkan bagi bayi dan orang dewasa yang belum menikah. Namun tetap dengan syarat jenasah tersebut harus utuh dan tidak cacat.

Kuburan yang ketiga disebut Sentra Bantas. Kuburan ini khusus untuk jenasah yang cacat dan yang meninggal karena salah pati maupun ulah pati (meninggal secara tidak wajar misalnya kecelakaan, bunuh diri).

Dari ketiga jenis kuburan tersebut yang paling unik dan menarik adalah kuburan utama atau kuburan suci (Setra Wayah). Kuburan ini berlokasi sekitar 400 meter di bagian utara desa dengan dibatasi oleh tonjolan kaki tebing bukit. Untuk membawa jenasah ke kuburan harus menggunakan sampan kecil khusus jenasah yang disebut Pedau. Meski disebut dikubur, namun cara penguburannya unik, yaitu dikenal dengan istilah mepasah.

Jenasah yang telah diupacarai menurut tradisi setempat diletakkan begitu saja di atas lubang sedalam 20cm. Sebagian badannya dari bagian dada ke atas, dibiarkan terbuka, tidak terkubur tanah. Jenasah tersebut hanya dibatasi dengan ancak saji yang terbuat dari sejenis bambu membentuk semacam kerucut, digunakan untuk memagari jenasah. Di Setra Wayah ini terdapat 7 liang lahat terbagi menjadi 2 kelompok. Dua liang untuk penghulu desa yang jenasahnya tanpa cacat terletak di bagian hulu dan masih ada 5 liang berjejer setelah kedua liang tadi yaitu untuk masyarakat biasa.

Jika semua liang sudah penuh dan ada lagi jenasah baru yang akan dikubur, jenasah yang lama dinaikkan dari lubang dan jenasah barulah yang menempati lubang tersebut. Jenasah lama, ditaruh begitu saja di pinggir lubang. Jadi jangan kaget jika di setra wayah berserakan tengorak-tengkorak manusia yang tidak boleh ditanam maupun dibuang.

Meski tidak dilakukan dengan upacara Ngaben, upacara kematian tradisi desa Trunyan pada prinsipnya sama saja dengan makna dan tujuan upacara kematian yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali lainnya. Upacara dilangsungkan untuk membayar utang jasa anak terhadap orang tuanya. Utang itu dibayarkan melalui dua tahap, tahap pertama dibayarkan dengan perilaku yang baik ketika orang tua masih hidup dan tahap kedua pada waktu orang tua meninggal serangkaian dengan prilaku ritual dalam bentuk upacara kematian.

Keunikan Trunyan yang lain adalah peninggalan purbakala. Prasasti Trunyan tahun saka 813 (891 masehi) menyebutkan keberadaan sebuah pura yang bernama Pura Turun Hyang. Di pura tersebut terdapat bangunan suci meru yang bertumpang tujuh. Di dalam meru tersebut tersimpan sebuah arca Batu Megalitik setinggi kurang lebih 4 meter yang oleh masyarakat Trunyan sangat disakralkan. Arca tersebut juga dikenal dengan sebutan Arca Da Tonta. Tempat berstananya Ratu Gede Pancering Jagat ini juga dinamakan Pura Pancering Jagat.

Meru tumpang tujuh yang dilengkapi dengan arca setinggi 4 meter tersebut dianggap sebagai simbol laki-laki. Simbol wanita ada pada pelinggih Ida Ratu Ayu Dalem Pingit berupa meru tumpang tiga yang dilengkapi dengan lambang tak dapat diukur dalamnya. Pelinggih simbol purusa pradana menurut kepercayaan masyarakat desa Trunyan dan orang Bali lainnya merupakan simbol kesuburan.

Trunyan juga memiliki ciri khas lain yaitu tarian sakral Barong Brutuk. Tari ini dipentaskan pada saat upacara piodalan di Pura Pancering Jagat yang jatuh pada Purnamaning Kapat. Menurut kepercayaan masyarakat desa Trunyan. Pementasan Barong Bruntuk merupakan suatu pertanda turunnya Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Ratu Pancering Jagat, Ratu Ayu Dalem Pingit, dan Ratu Sakti Meduwegama.

Tari ini bertujuan untuk memohon keselamatan pada Tuhan. Sisi unik desa Trunyan juga bisa dilihat dari sistem kemasyarakatannya. Pemuka desa dikenal dengan istilah khusus. Bukan Bendesa Adat maupun Kepala Desa, tetapi digunakan sebutan Jero Putus, Jero Gede, dan Jero Mekel. Yang menjadi pemuka desa juga dipanggil dengan sebutan Jero Kebayan Kiwa Tengen.
[ Read More.. ]

Tentang author....

Selamat Datang di wisatastar.blogspot.com
Blog ini khusus disuguhkan kepada Dosen Pariwisata Stikom Bali.
Kami minta maaf jika ada sebagian maupun keseluruhan yang dengan sengaja maupun tidak telah mempublikasikan artikel-artikel blogger semua.

Kami hanya berniat menyalurkan hobby kami sekaligus berbagi kepada orang lain dan untuk memenuhi tugas yang diberikan Oleh dosen kami.
Saran dan kritik at ibad182@gmail.com

Thanks to Allah swt ,Blogspot Domain dan para Blogger di Indonesia.
[ Read More.. ]

Eksotisme Gunung Pertama di Riau


Gunung Jadi, gunung pertama yang ditemukan di Riau ternyata memiliki pesona dan keindahan alam yang luar biasa. Gunung dengan ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut itu mempunyai potensi wisata alam yang menarik.

Dalam konferensi pers yang digelar Tim XPDC 12-12 di Hotel Pangeran Pekanbaru, Jumat 13 Januari 2012, Koordinator XPDC 12-12, Hisam Setiawan menjelaskan Gunung Jadi mempunyai dua puncak.

Selama menuju puncak gunung, tim juga menemukan ada pepohonan Pinus di sekeliling Gunung Jadi. "Di lembah gunung banyak air terjun. Sedikitnya selama menuju perjalanan ke puncak gunung, kami menemukan 7 air terjun dengan ketinggian 3 meter hingga 30 meter," paparnya.



Air terjun di Gunung Jadi

Selain itu, ada juga kubangan yang diperkirakan adalah kubangan badak. "Namun mengenai ini perlu penelitian lagi dari instansi yang berkompeten di bidang ini," ulasnya.

Hisam menambahkan lagi, berbagai jenis burung juga banyak dijumpai. Ia memastikan pagi pencinta burung di dunia, suasana di kawasan gunung Jadi sangat mencengangkan.

Burung di Gunung Jadi

Gunung Jadi ini terletak di Kabupaten Kampar yang disebut dengan "Serambi Mekkahnya" Riau. Tepatnya di Kecamatan Kampar Kiri, dalam kawasan Suaka Marga Satwa Bukit Rimbang Baling.

"Gunung tersebut tidak aktif lagi. Dan kondisinya memang belum terjamah. Karena masih perawan, akses ke puncak gunung sangat sulit. Dibutuhkan waktu sekitar 5 hari mencapai puncak gunung," sebut Hisam.

Tim perjalanan XPDC 12-12 terdiri dari River Defender, Brimapala Sungkai, Telapak BT Riau, Yayasan Mitra Insani dan Gurindam12. "Kami berharap pemerintah dan instansi terkait memberikan perhatian kepada keberadaan gunung ini. Karena selain tidak diketahui keberadaannya, gunung Jadi ternyata memiliki keindahan alam yang bisa dikembangkan untuk kawasan wisata," ujar Hisam.
[ Read More.. ]